Friday, February 28, 2014

BERHENTILAH..! JIKA TIDAK INGIN TERTANGKAP


Hidup kita di dunia adalah adalah semata ujian untuk pembuktian mana diantara kita yang tunduk dan mana diantara kita yang membangkang.
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (2)
1. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. 2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Ma’asyirol muslimin...
Diantara bentuk ujian kolo wau enggeh meniko, Alloh swt manci kaleh macem rizki, halal lan haram. Tapi Alloh swt berpesan supados mendet rizki engkang halal kemawon:
قيل معناه {وَلا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ} أي لا تعدلوا عن المال الحلال وتقصدوا إلى الحرام فتجعلوا نفقتكم منه
Sebagai contoh  Sayyidina Abu bakar ra pernah tidak sengaja meminum seteguk susu yang tidak diketahui pemiliknya, begitu mengetahui, beliau berusaha keras memuntahkannya. Ketika ditanya sahabat yang lain beliau menjawab :
ولَمَّا شرب أبو بكر ـ رضى الله عنه ـ جرعة لبن من شبهة استقاءها ، فاجهده ذلك حتى تقيأها. فقيل له : أكل ذلك في شربة ؟! فقال : والله! لو لم تخرج إلا بنفسي لأخرجتها ، سمعت رسول الله ـ صلى الله عليه وسلم ـ يقول : (( كل لحم نبت من سحت فالنار أولى به )).
Demi Alloh, andai tegukan itu tak dapat akau keluarkan kecuali bersamaan dengan keluarnya nyawaku, niscaya aku tetap akan mengeluarkannya. Karna aku mendengar nabi bersabda “daging yang tumbuh dari barang haram, maka nerakalah yang lebih berhak padanya”

Maasyirol muslimin......
Setiap kita pasti seringkali melakukan kesalahan, sengaja atawen mboten, berkaitan kalian dedaharan atawen mboten, dan anehnya aib kolo wau katah engkang dereng dipunsumerepi tiyang lintu, tidak lain hal meniko adalah kranten sifat al-hayyi dan As-sattarnya Alloh swt:
قَالَ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَيِىٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسَّتْرَ
 Alloh azza wajalla dzat yang pemalu dan banyak menutupi (dosa hambanya) karna itu Alloh juga meyukai orang pemalu dan banyak menutup (aib orang lain).
Sebegitu banyaknya dosa, aib, dan kesalahan kita, sebegitu banyak pula tutup yang diberikan Alloh swt, seorang tokoh sufi Muhammad bin wasi’ dawuhake:
"لو كان للذنوب ريح ما جلس إلي أحد"(2) هكذا كان يقول محمد بن واسع الأزدي رحمه الله،
Andai saja dosaku berbau, tentu tak akan ada seorang pun yang mau duduk mendekatiku (saking banyaknya dosa)

Ibnu mas’ud ugi dawuhake:
يقول ابن مسعود كما في الزهد للإمام أحمد وقد تبعه الناس يمشون وراءه: والله لو علمتم ما عندي من الذنوب لحثوتم التراب على رأسي ]] هذا هو صحابي وهو صاحب أيادٍ وصدق في الإسلام، فكيف بنا أهل المعاصي والذنوب
Demi Alloh, andai kalian mengetahui dosa-dosaku, pasti kamu akan menghamburi kepalaku dengan debu.

Ma’asyirol muslimin....
Itulah sebabnya Alloh swt maringi imbalan yang besar kepada setiap orang yang mampu menterjemahkan sifat As-sattar-nya. Yakni apabila mendapati saudaranya berbuat salah, piyambake nutupi aib kolo wau, sehinggo aib-aibipun ugi dipun tutupi deneng Alloh baik wonten dunyo terlebih wonten akhirot:
قال النبي صلى الله عليه وسلم : « َمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا والآخرة» أخرجه مسلم
Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Alloh akan menutupi (aibnya) kelak diakhirat.
Ampon ngantos ngolok-ngolok, nacat atawen ngino sedereke engkang kepreset nglampahi keluputan doso, sebab tiyang sepah riyen  sami pesen “ojo alok, mergo wong alok bakale melok” senada kalian pesenipun kanjeng Nabi saw
عن معاذ بن جبل قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم من عير أخاه بذنب لم يمت حتى يعمله
barang siapa menghina orang lain sebab suatu dosa, maka ia tidak akan mati sebelum malakukan dosa tersebu.

Nangeng tentu kulo panjenengan tetep kedah ngimutaken, maringi nasehat ugi dongaaken supados enggal diparingi pitedah deneng Alloh swt :
قال تعالى: " ادْعُ إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة" النحل 125

Ma’asyirol muslimin...
kita jangan terlena dengan kemurahan Alloh swt ini, berasumsi bahwa dosa dan aib kita yang tidak terbongkar itu berarti telah diampuni atau dilegalkan oleh Alloh, tidak, maksudnya adalah Alloh sedang menunggu kita untuk bertobat, menawi selama kulo panjenengan dipun tutupi celane tsek dlurung kemawon, mboten puron mareni, tentu Alloh swt tidak lagi memberikan kemurahannya, tutup kolo wau bade dipun pendet deneng Alloh swt:
حلية الأولياء - (6 / 40)
قال إلهي فما جزاء من أصر على ذنبه فلم يتب منه قال يا موسى إذا دعاني لم أستجب له وإذا رحمت عبادي لم أرحمه وأمحقه فيمن أمحق يوم القيامة
Nabi musa bermunajat : wahai tuhanku, apa balasan orangyang terus menerus berbuat dosa? Alloh menjawab: “jika ia berdoa tidak aku kabulkan, pada saat aku merahmati hambaku ia tidak aku beri rahmat dan aku memurkainya bersama orang yang aku murkai besok hari kiamat.

bahkan bisa jadi Alloh akan menimpakan musibah, kesulitan ekonomi, atau kesulitan hidup yang lain, sebab sesuia jawaban Alloh atas pertanyaan Nabi musa kolo wau, Alloh swt tdk lagi menyayangi tiyang engkang terus menerus netepi duso atawen ma’siat.
وَمَنْ يَكْسِبْ إِثْمًا فَإِنَّمَا يَكْسِبُهُ عَلَى نَفْسِهِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا (وهذا يشمل كل ما يؤثم ، من صغير وكبير . فمن كسب سيئة ، فإن عقوبتها الدنيوية والأخروية ، على نفسه ، لا تتعداها إلى غيرها)
Barang siapa memaksa (hati nuraninya) melakukan dosa maka sama halnya ia (sebab dosa itu) ia memaksa dirinya pada suatu kesengsaraan.
Kesimpulanipun mboten wonten radosan lintu kangge mados keselametan dunyo ugi akhirot kejawi nglampahi taqwa tunduk dateng Alloh swt. TERKHUSUS NGLERENI DUSO!!
( ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب ) الطلاق 2 3
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya 

Sunday, February 23, 2014

PEREDAM BENCANA ITU ISTIGHFAR


Fenomena banyaknya musibah, gempa bumi, banjir gunung meletus dan erupsi menjadi salah satu indikasi, begitu banyaknya dosa yang merajalela di tengah-tengah kehidupan kita.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan – kesalahanmu).“ (QS. asy-Syuraa:30).

Atau boleh jadi musibah-musibah itu disebabkan karna oknum-oknum pejabat yang tak kunjung bertaubat.
وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَق عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمرْنَاهَا تَدْمِيرًا
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. al-Isra:16).

Atau barangkali kita semua tidak lagi menghiraukan peringatan kalamulloh, ajaran para Rosul, nasehat para ulama.
وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا أَخَذْنَا أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُونَ
Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri. (al A’raf: 94).
Ma’asyirol muslimin.. tapi satu hal yang pasti, bahwa musibah itu akan datang tidak pandang bulu lagi, tidak hanya orang kafir fasiq, tapi orang mukmin pun akan terkena imbasnya.
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ(25)
Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (al Anfal (8): 25).
Bila ada yang bertanya si kafir atau si fasiq pantas jika ditimpai adzab, lalu apa alasan mukmin yang ‘abid dan patuh juga terkena imbasnya? Jawabnya adalah karna ia tidak mau amar ma’ruf nahi munkar.
وَلْتَكُن مّنْكُمْ أُمّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (alimron104)
Ma’asyirol muslimin... karna itu dalam momentum khutbah ini jg kita serukan kepada semua yang punya kemampuan untuk bahu membahu dalam upaya amar ma’ruf nahi munkar sesuai dengan kapasitas masing-masing.
« مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ »
Dan tidak kalah pentingnya juga kita sampaikan solusi dari probematika di atas, upaya meredam ancaman bencana dan mushibah yang ditunjukkan Alquran adalah :
وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun ( Qs Al Anfal : 33
Mungkin masih dalam kerangka ini pula Imam Hasan Al-Basriy menasehatkan :
 وقد شكا رجل على الحسن البصري الجدوبة فقال له: استغفر الله، وشكا آخر إليه الفقر، فقال له: استغفر الله. فقيل له في ذلك. فقال: إن الله تعالى يقول في سورة نوح: (فقلت استغفروا ربكم إنه كان غفارا يرسل السماء عليكم مدرارا ويمددكم بأموال وبنين ويجعل لكم جنات ويجعل لكم أنهارا
Seseorang telah datang kepada Hasan al-Basri rhm, dia mengeluhkan akan kekeringan yang terjadi, beliau berkata kepadanya: Beristighfar kepada Allah swt. Seseorang datang kepadanya mengeluh akan kefakirannya, beliau rhm berkata kepadanya: Ber-istighfarlah kepada Allah swt. Ketika ditanyakan mengapa harus ber-istighfar, beliau rhm membacakan surat Nuh (….).
Bahkan sebegitu dahsyatnya istighfar ini hingga disebutkan dalam sebuah riwayat
وروي : "لا كبيرة مع الإستغفار ولا صغيرة مع الإصرار"
Sebesar apapun dosa yang pernah kita lakukan jika kita mau beristighfar Insyaalloh akan diampuni oleh Alloh swt, Imam Bushiri dalam Burdahnya mengekpresikan keoptimisannya:
يا نفس لا تقنطي من زلة عظمت ان الكبائر في الغفران كاللمم
Ma’asyirol muslimin ........ namun tentu harus digaris bawahi bahwa esensi istighfar bukan hanya semata ucapan “astaghfirulloh” tapi lebih dari itu mari kita renungi keterrangan berikut ini :
الاِسْتِغْفَارُ الْمَطْلُوبُ هُوَ الَّذِي يُحِل عُقْدَةَ الإْصْرَارِ ، وَيَثْبُتُ مَعْنَاهُ فِي الْجَنَانِ ، لاَ التَّلَفُّظُ بِاللِّسَانِ ، فَإِنْ كَانَ بِاللِّسَانِ - وَهُوَ مُصِرٌّ عَلَى الْمَعْصِيَةِ - فَإِنَّهُ ذَنْبٌ يَحْتَاجُ إِلَى اسْتِغْفَارٍ
istighfar yang diperintahkan adalah istighfar yang dapat mengurai keajegan perbuatan dosa dan itu terbukti dengan berhentinya anggota badan (dari berbuat dosa) tidak sekedar ucapan astaghfirullah di bibir saja, sementara anggota tubuh yang lain masih terus berbuat dosa, itu namanya istighfar yang harus di istighfari, karna istighfar tersebut justru suatu dosa yang perlu dimintakan ampun.
sebagaimana didawuhkan Rosululloh saw  
كَمَا رُوِيَ : التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ ، كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ ، وَالْمُسْتَغْفِرُ مِنَ الذَّنْبِ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَيْهِ كَالْمُسْتَهْزِئِ بِرَبِّه
orang taubat dari dosa itu seperti tidak punya dosa , orang meminta ampun (istighfar) ats suatu dosa sementara dirinya masih terus memperbuatnya itu seperti orang yang meremehkan (ngece: jawa) tuhannya. 
Na'udzubillah

MENGINTIP PERSATUAN ISLAM


Adakah kita sebagai orang mukmin sudah menyelaraskan diri dengan sifat mukmin seperti yang banyak disebutkna di dalam Alquran. Diantaranya adalah :
{وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلََئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ إِنّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ}
 "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" ( Attaubah : 71 )
Atau malah kita punya sifat orang munafiq yahudi seperti disitir dalam alquran :
لَا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ
 Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti
Mari kita mengingat gambaran orang mukmin sebagaimana dianalogkan nabi dalam sabdabya :
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى »
 "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam RASA CINTA dan KASIH SAYANG di antara mereka ibarat TUBUH. Jika ada satu anggota tubuh yang mengeluhkan SAKIT, seluruh tubuh ikut merasakan dengan terjaga dan merasakan panas."
Bukan malah saling jeglang, saling menjatuhkan, saling sikut, sehingga tidak lagi ada persatuan yang timbul kemudian adalah perpercahan, sehingga kita seperti orang munafiq atau bahkan lebih parah daripada orang yahudi orang munafiq, karna perpecahan kita tidak hanya hati tapi bahkan dengan terang-terangan. Mungkinkah ini kondisi kita saat ini seperti yang digambarkan nabi dalam haditsnya :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
 “Hampir tiba saatnya persatuan bangsa-bangsa mengerubut atas kamu sekalian seperti bersatunya orang-orang mengerubut makanan yang ada di atas nampan. Ada sahabat bertanya: apakah karena sedikitnya jumlah kita pada masa itu? Beliau bersabda: Bahkan jumlah kalian pada masa itu banyak. Tetapi kalian pada saat itu bagaikan buih seperti buih banjir. Dan Allah akan mencabut dari dada-dada musuh kalian (rasa) ketakutan kepada kalian, dan Dia akan memasukkan ke dalam hati-hati kalian al-wahan. Lalu shohabat bertanya: Ya Rasul apakah al-wahan itu? Beliau bersabda: cinta dunia dan takut mati” (HR. Baihaqi, hadist hasan).
Monggo balek ten ayat nginggil kolo wau, bileh perpecahan umat yahudi adalah karna mereka tidak punya akal, “dzalika biannahum qoumul la ya’qilun”  . maksudipun mboten mikir, mboten ngertos bileh kebaikan, kemajuan, kekuatan mareka ada pada persatuan., ternyata perpecahan, permusuhan, apapun bentuknya hanya akan menimbulkan kelemahan dan kemunduran. Monggo kito enget pesan Alloh swt dalam Alquran :
{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلا تَفَرَّقُوا}
Itulah obat mujarrab kangge nambani penyakit perpecahan kolo wau, enggeh meniko menyadari dalam hati bahwa perpecahan dan permusuhan tidak akan membawa maslahah, tapi justru akan membawa banyak mafsadah.
 عليكم بالجماعة فإن يد الله على الجماعة و إن الشيطان مع الواحد
(tetaplah berjama'ah, karna sesungguhnya pertolongan Alloh selalu atas jama'ah, dan sesungguhny bersama orang yang sendirian)
Sekaligus pesan eksplisit, makna tersirat saking hadits kolowau bahwa upaya dzohir yang bisa kita lakukan adalah dengan sentiasa melaksanakan sholat berjamaah sebagai usaha menumbuhkan benih persatuan, mungkin karna itulah sebagian ulama madzahibul arba’ah mewajibkan sholat berjamaah, mengingat efek domino yang ditimbulkan sungguh sangat besar bagi persatuan diantara kita umat islam. Tentu saja sholat jamaah yang sesuai dengan ajaran nabi muhammad saw yaitu dengan meluruskan barisan dan merapatkannya :
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا، وَيَقُولُ:"اسْتَوُوا وَلا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ".
 Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengusap pundak kami ketika akan shalat seraya bersabda, “Luruskanlah, dan jangan berselisih sehingga hati kalian bisa berselisih. Hendaklah yang tepat di belakangku adalah orang yang dewasa yang memiliki kecerdasan dan orang yang sudah berakal di antara kalian, kemudian orang yang sesudah mereka, kemudian orang yang sesudah mereka.” (HR. Muslim no. 432)
Setunggal wekdal rosululloh bade sholat mpon meh takbirotu ihrom, nanging ketingal setunggal tiyang baduwi engkang dodone ketingal maju lajeng rosululloh dawuh :
« عِبَادَ اللَّهِ لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ وُجُوهِكُمْ ».